Jumat, 22 Maret 2013

Pengelolaan Kelas


A.    Pengelolaan Kelas

Sebagai seorang guru, ‘pahlawan tanpa jasa’ itu memiliki tugas utama yakni menciptakan suasana di dalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan bersungguh-sungguh. Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang turut menentukan berhasil tidaknya pengajaran, dalam arti tercapainya tujuan-tujuan intruksional, sangat bergantung kepada kemampuan mengatur kelas. Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam belajar, diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai. Pengorganisasian kelas adalah suatu rentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, misalnya :
-    Pengaturan penggunaan waktu yang tersedia untuk setiap pelajaran.
-    Pengaturan ruangan dan perabotan pelajaran dikelas agar tercipta suasana yang menggairahkan dalam belajar.
-    Pengelompokan siswa dalam belajar disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa itu sendiri.
Penerapan Suatu Sistem Dalam Mengelola Kelas
Dalam mengelola kelas, guru yang merupakan seorang design maker yang direncanakan, bukan keputusan-keputusan spontan diambil dalam keadaan darurat jika seorang guru dalam keadaan marah dan frustasi menyuruh terhadap siswa kepada kepala sekolah dan di situ ditegur, mungkin si guru telah tenang kembali merasa bahwa hukuman tersebut terlalu berat apabila telah terjadi lagi pelanggaran serupa oleh siswa lain. Haruskah guru berbuat seperti itu lagi? Jika demikian, ia bertindak tidak adil tetapi tidak bertindak demikian, ia tidak konsisten. Biasanya, antisipasi terhadap timbulnya masalah-masalah di kelas akan menolong guru dari dilema-lema seperti itu.

Adapun tehnik yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam hal memberikan pendidikan, antara lain :
1. Teknik mendekati. Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang biasanya efektif yaitu teknik mendekatinya. Kehadiran guru bisa membuatnya takut, dan karena itu dapat menghentikannya dari perbuatan yang menganggu (disruptif), tanpa perlu menegur andai kata siswa mulai menampakan kecenderungan berbuat nakal, memindahkan tempat duduknya ke meja guru dapat berefek preventif.
2. Teknik memberikan isyarat. Apabila siswa berbuat penakalan kecil, guru dapat memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi isyarat tersebut dapat berupa petikan jari, pandangan tajam, atau lambaian tangan.
3. Teknik mengadakan humor. Jika insiden itu kecil, setidaknya guru memandang efek saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan suasana baik, serta memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan terjadi.
4. Teknik tidak mengacuhkan. Untuk menerapkan  cara ini guru harus lues dan tidak perlu menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam kasus-kasus tertentu, tidak mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa siswa untuk di perhatikan.
5. Teknik yang keras. Guru dapat menggunakan teknik-teknik yang keras apabila ia di hadapkan pada perilaku disruptif yang jelas tidak terkendalikan. Contohnya mengeluarkannya dalam kelas.
6. Teknik mengadakan diskusi secara terbuka. Bila kenakalan di kelas mulai bertambah, sering guru menjadi heran. ia lalu menilai kembali tindakan dan pengajarannya. untuk menjelaskan perbuatan-perbuaatan siswa-siswanya. Dan menciptakan suasana belajar yang sedikit lebih sesuai daripada sebelumnya.
7. Teknik memberikan penjelasan tentang prosedur. Kadang-kadang masalah kedisiplinan ada hubungannya yang langsung dengan ketidakmampuan siswa melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Kesulitan ini terjadi apbila guru berasumsi bahwa siswa memiliki keterampilan, padahal sebenarnya tidak. masalah yang hampir sama yaitu masalah-masalah perilaku yang lazimnya berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak biasa di kelas.
8. Mengadakan analisis. Kadang-kadang terjadi hampir terus menerus berbuat kenakalan, guru dapat mengetahui masalah yang akan di hadapinya dan mengurangi keresahan siswanya.
9. Mengadakan perubahan kegiatan. Apabila gangguan dikelas meningkat jumlahnya, tindakan yang harus segera di ambil yaitu mengubah apa yang sedang anda lakukan. Jika biasanya diskusi, maka ubahlah dengan memberikan ringkasan-ringkasan untuk dibaca atau menyuruh mereka membaca buku-buku pilihan mereka.
10. Teknik menghimbau. Kadang-kadang guru sering mengatakan, “harap tenang”. Ucapan tersebut adakalanya membawa hasil; siswa memperhatikannya. Tetapi apabila himbauan sering digunakan mereka cenderung untuk tidak menggubrisnya.
Pengelolaan Kelas Menurut Ahli
Pengelolaan kelas (class room menejement) menurut para ahli seperti “LOIS V Jonson” dan “Maria bani” yang diikhtibarkan oleh DR. Made Pidarta (1970), dapat ditinjau sebagai berikut :
1.     Pengelolaan kelas di tinjau dari konsep lama adalah mempertahankan ketertiban kelas
2.     Pengelolaan kelas di tinjau dari konsep moderen adalah proses seleksi dan penggunaan alat –alat yang tepat  terhadap problem dan situasi kelas
3.     Konsep dasar pengelolaan kelas sangat perlu dan penting dipahami oleh seorang pendidik karena konsep dasar pengelolaan kelas berperan penting dalam menciptakan suasana kelas yang konduksif.



B.Tujuan Pengelolaan Kelas

Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam – macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan social. Suharsimi Arikunto, (1988:68) berpendapat bahwa bertujuan pengelolaan adalah agar setiap anak dikelas padat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya  telah terkandung dalam tujuan pendidikan sebagai guru kita harus sadar tanpa mengelola kelas dengan baik maka akan menghambat kegiatan belajar mengajar.

C. Pengertian Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas berdiri dari dua kata yaitu : pengelolaan dan kelas Kata Pengelolaan  adalah  berasal dari kata “kelola” ditambah awalan  “pe dan an”. Istilah lain dari pengelolaan kelas menagemen yang berarti tata pimpinan pengelolan.
Sedangkan kelas menurut “UMAR HAMALIK (1987:311)” adalah kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang dapat pengajaran dari guru . “SUHARSIMI ARIKUNTO” berpendapat bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar / yang membantu dengan maksud  agar di capai kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajarsiswa dapat berjalan dengan lancar dan terciptanya kondisi belajar yang optimal untuk berlangsungnya kegiatan belajar siswa.
D. Berbagai Pandangan Tentang Pengelolaan Kelas

Arti pengelolaan kelas dapat ditinjau dari beberapa pandangan :
1.     Pandangan otoriter bahwa pengelolaan kelas sebagai proses mengontrol tingkah laku siswa atau seperangkat kegiatan guru untuk mempertahankan ketrtiban kelas.
2.     Pandangan permisif bahwa pengelolaan kelas adalah  seperangkat kegiatan guru untuk memaksudkan kebebasan siswa.
3.     Pandangan behavarior modivikation adalah seperangkat kegiatan guru untuk mengubah tingkah laku siswa. (proses pengubahan tingkah laku) kearah positif.
4.     Pandangan proses kelompok, bahwa pengelolaan keles adalah seperangkat kegiatan guru untuk menambahkan organisasi kelas yang efektif.

E.Konsep Operasional Pengelolaan Kelas

Agar tercipta suasana belajar yang menggairahkan. Perlu diperhatikan pengaturan ruang kelas belajar penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu siswa dalam belajar.
Dalam pengaturan ruang belajar, ada beberapa hal yang peerlu diperhatikan:
a.     Ukuran dan bentuk kelas
b.    Bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa
c.     Jumlah siswa dalam kelas
d.    Jumlah siswa dalam setiap kelompok
Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa yang kurang pandai dan yang pandai, pria dan wanita).

F. Prinsip Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas

Sebagai pekerja professional seorang guru harus mendalami kerangka acuan pendekatan kelas,sebab di dalam penggunaannya ia harus terlebih dulu meyakinkan bahwa pendekatan yang di pilihnya untuk menangani suatu kasus pengelolaaan kelas merupakan alternative yang terbaik sesuai dengan hakikat masalahnya.
Dalam rangka pengelolaan kelas, guru akan melakukan berbagai pendekatan, antara lain :
1.     Pendekatan kekuasaan
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik peranan guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplindalam kelas.
2.     Pendekatan ancaman
            Dari pendekatan ancaman ini pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses dalam mengontrol tingkah laku anak didik
3.     Pendekatan pengajaran
            Pendekatan ini di dasarkan atas suatu tanggapan bahwa suatu perencanaandan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik.
4.     Pendekatan perubahan tingkah laku

a.     Semua tingkah laku yang baik dan yang kurang baik merupakan hasil proses belajar.
b.    Di dalam prosees belajar terdapat proses psikologis yang tanda mental berupa penguatan positif.
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan oleh pengelolaan kelas, prinsip – prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan. Hal yang penting bagi guru untuk mengetahui dan menguasai prinsip – prinsip pengelolaan kelas, adalah sebagai berikut:
1.     Hangat dan antusiasi
Hangat dan antusiasi sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar.
2.     Tantangan
Penggunaan kata–kata tanya atau bahan–bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar.
3.     Penanaman disiplin diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendri.

Perlunya Strategi Pengelolaan Kelas

            Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan. Karena pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, diantaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.
Menurut Amatembun (dalam Supriyanto, 1991:22) “Pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan mempertahankan serta mengembang tumbuhkan motivasi belajar untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan”. Sedangkan menurut Usman (2003:97) “Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif”. Pengelolaan dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, diantara sekian macam tugas guru di dalam kelas. Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi pengelolaan kelas sangat mendasar sekali karena kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi kegiatan mengelola tingkah laku siswa dalam kelas, menciptakan iklim sosio emosional dan mengelola proses kelompok, sehingga keberhasilan guru dalam menciptakan kondisi yang memungkinkan, indikatornya proses belajar mengajar berlangsung secara efektif.
[
Peran Guru Dalam Strategi Pengelolaan Kelas

Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.
Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai valuator.
a)     Guru Sebagai Demonstrator
Guru menjadi sosok yang ideal bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila ada orang tua yang memberikan argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut akan menyalahkan argumen si orangtua dan membenarkan seorang guru. Guru adalah acuan bagi peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah laku yang dilakukannya sebagian besar akan ditiru oleh siswanya. Guru sebagai demonstrator dapat diasumsikan guru sebagai tauladan bagi siswanya dan contoh bagi peserta didik.
b)    Guru Sebagai Evaluator
            Evaluator atau menilai sangat penting adalah rangkaian pembelajaran karena setiap pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun kualitatif. Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Ada beberapa tingkatan dalam hal tingkat pemikiran, antara lain :
- Mengetahui - Mengerti - Mengaplikasikan - Analisis - Sintesis (analisis dalam berbagai sudut) - Evaluasi
            Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil nilai ini bukan hanya suatu point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal -hal yang paling penting dalam melaksanakan evaluasi. Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif, kognitif dan psikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan pola hasil evaluasi dan proses evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan berbagai proses instrument harus terbuka
c)     Guru Sebagai Pengelola Kelas
Manager memenage kelas, tanpa kemampuan ini maka performence dan karisma guru akan menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru Sebagai Pengelola Kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas : Merancang tujuan pembelajaran mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran Memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam memotivasi belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan reaward Mengawasi segala sesuatu apakah berjalan dengan lancar apa belum dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
d)    Guru Sebagai Fasilitator
            Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga media yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sember belajar yang harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam merancang media untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran. Keterampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran didalam kelas sangat banyak sekali macamnya misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT, dll.

KESIMPULAN

Untuk tercapainya apa yang menjadi tujuan pembelajaran dalam proses pengelolaan kelas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.     strategi guru dalam membuat perencanaan pembelajaran sebelum tahun ajaran baru, dan kepala sekolah mewajibkan semua guru membuat perencanaan pembelajaran yang meliputi: silabus, analisa materi pelajaran (AMP), program tahunan, program semester, dan Rencana program pengajaran.
2.     Membangun Kerjasama dengan Siswa dalam Pembelajaran. Membangun kerjasama dengan siswa, artinya dalam pembelajaran terjadi interaksi yang komunikatif antara guru dengan siswa. Upaya-upaya tersebut: (a) menjalin hubungan baik dengan siswa melalui kegiatan pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler, (b) berusaha menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah di pahami siswa, (c) menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, (d) menggunakan model pembelajaran yang bervariasi.
Dengan strategi ini suasana pembelajaran menjadi menyenangkan, sehingga siswa menjadi tanggap dalam pembelajaran.

Sumber 

http://jaririndu.blogspot.com/2012/09/makalah-pengelolaan-kelas.html

0 komentar:

Posting Komentar