"BERHATI-hatilah dengan perbuatan kalian. Ingatlah bahwa
di atas bumi yang kalian pijak, ada jejak Rasulullah saw dan para sahabatnya
dalam menegakkan kebaikan".
Terngiang terus kalimat sederhana tersebut yang diucapkan
oleh salah seorang ustadz ketika penulis berkesempatan umroh. Ya, benar sekali.
Di atas tanah yang penulis injak ini mungkin Rasulullah pernah bersedekah,
mungkin juga ketika itu beliau sedang memberi pelajaran kepada para sahabatnya,
atau mungkin juga beliau ketika itu sedang memberikan arahan dakwah kepada
sahabatnya.
Atau jangan-jangan Abu bakar, Umar, Utsman atau Ali pernah
melakukan kebaikan di tempat yang sama. Dan ada banyak kemungkinan-kemungkinan
lain peristiwa atau pun amalan kebaikan dilakukan oleh orang-orang besar atau
orang-orang kecil di atas setiap tanah yang kita pijak. Semua itu mungkin saja
tercatat dalam sejarah tapi jauh lebih banyak lagi yang tidak tercatat. Satu
yang pasti, sekecil apapun itu pasti tercatat di sisi Allah.
Di mana kita melangkahkan kaki kita kemarin? Dan jejak apa
yang telah kita tinggalkan? Ke tempat maksiatkah kita melangkah? Tersesat dalam
kubangan nafsu yang terus menerus memasung kebersihan nurani kita? Ataukah ke
tempat di mana diri kita menjadi semakin baik di hadapan manusia dan di
hadapanNya?
Inspirasi dalam menegakkan perjuangan dan keadilan. Kecintaan
yang besar dari orang-orang yang merasa kita perhatikan. Kasih sayang dan
kerinduan dari keluarga anak cucu kita. Lantunan doa yang terus dikumandangkan
untuk pengajaran yang kita berikan. Semua itukah jejak kita? Ataukah kebencian,
sumpah serapah, laknat manusia terhadap kejahatan yang pernah kita lakukan.
Aduan doa dari orang-orang yang pernah kita ambil haknya. Atau penyesalan dari
orang-orang yang mencintai kita, atas penyimpangan yang kita lakukan?
Apa jejak yang telah kita tinggalkan? dan kemana kita akan
langkahkan kaki kita? Semua itu hanya kita yang bisa menjawabnya. Ya Allah.
Jadikan hari esokku lebih baik dari kemarin dan jadikan kami bagian dari
hamba-hambaMu yang senantiasa berbuat baik. [IC]
Porkas Halomoan, Ketua Yayasan Wihdatul Ummah
0 komentar:
Posting Komentar